Jumat, 10 Agustus 2007
Going Back, 22 Juli 2007
11 : 30, siang itu masih sepi. Santri DA belum begitu banyak berdatangan, santri barupun hanya beberapa yang terlihat. Mungkin mereka masih ingin melampiaskan kejenuhan THB bulan lalu utuk terakhir kalinya.

18 : 00, mesjid kosong! Orang-orang banyak yang shalat di aula, sementara santri Aliyah yang mendapat tempat shalat di mesid masih belum muncul. Hanya satu dua shaf yang terisi. Tak ada cerita menarik hari ini, orang-orang berdatangan malam.

23 Juli 2007, 07 : 00
Pagi ini orang-orang berbaris di lapangan upacara. Untuk melaksanakan pembukaan kegiatan belajar tahun ajaran baru (walau tak ada judul seperti itu dalam pelaksanaan upacara ini). Dan tak berbeda dengan upacara lain, banyak orang tertawa-tawa (atau hanya menahan tawa jika suasana tegang); banyak hal membosankan yang tiba-tiba saja harus menjadi bahan tertawaan saat satu dua celoteh keluar mendobrak sepi. Walau seringkali berupa hinaan, terhadap guru sekalipun.

Tapi suasana berubah saat acara hampir selesai. Tak seperti biasaya, pondok menyisipkan acara khusus sebagai pelepasan dan penghargaan bagi santri yang terpilih dalam pertukaran pelajar “YES” ke Amerika. Tahun ini ada 3 orang yang lulus seleksi dan siap diberangkatkan: Taqiya, Iqbal, dan Teguh Puja. Serentak ketiganya dipanggil dan maju ke tengah lapang upacara.

Acara ini dipimpin oleh Bapak Rodia, yang sekaligus memberi bimbingan bagi ketiga orang itu. Dalam bimbingannya, Pak Rodia berpesan agar menjadikan program satu tahun di Negeri Paman Sam ini untuk sarana dakwah Islam dan tidak hanya untuk main-main. Selesai memberi bimbingan, masing-masing ketiga kandidat dibekali kenang-kenangan, katanya sebagai pedoman hidup di sana.

Pemberian kenang-kenangan selesai, kini saatnya alumni AFS yang sudah kembali ke Pondok, Marella memberikan kesan pesan selama 1 tahun di Amrik. Tepuk tangan dan teriak mendahuluinya sebelum maju ke atas lapangan. Bahkan sebagian ada yang tertawa.

Dalam kesannya, Amrik adalah tempat yang cocok untuk berdakwah, karena di samping rasa kuriositas yang tinggi orang-orangnya, angka pertumbuhan Islampun naik derastis. Sayangnya, hanya sedikit terdapat sumber keislaman, sehingga student exchange program ini bisa menjadi sarana yang relevan. Di samping memang tugas santri yang harus melakukan dakwah Islam, orang Amerikapun butuh ilmu-ilmu tentang Islam. Simbiosis mutualisme deh.

Selain acara pelepasan dan pembagian kesan-pesan, acara pengenalan guru baru juga tak mau kalah menyeret teriakan histeris santri DA. Tahun ini banyak guru baru di pondok, bahkan ada yang dari lulusan Arab Saudi dan Syiria. Cukup agresif untuk menarik perhatian anak DA dan menyeret rasa penasaran. Dari apatisisme baja santri DA.
posted by Iiq Pirzada @ 16.33  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
 
About me

Iiq Pirzada adalah seorang
santri Darul Arqam yang
beberapa kali dipanggil ke
kantor kepala sekolah karena
mengadakan kumpul KMR
putera-puteri. Ia juga pernah
dikeluarkan dari kelas saat
mendebat seorang guru.
Beberapa tulisannya pernah
menjuarai lomba, dan yang
paling diingatnya adalah saat
memenangkan juara 1 lomba
tulis artikel Ma'rakat Go Public
se-Garut 2005. Saat itu ia
masih kelas 2 SMP, dan harus
melawan saingannya yang
rata-rata sudah SMA.


Menu
Quote

Tulisan yang bagus itu
bukan tulisan yang kata-
katanya selangit, tapi tulisan
yang bagus itu adalah
tulisan yang selesai

Fahd Djibran
President Prophetic Freedom


Sekilas Info

DA lagi libur sampe tanggal
13 Januari, Insya Allah
smester 2 akan banyak acara IRM


Contact Us

iqbal_iiq26@yahoo.com

Tulisan Lain
Archives
Links
Cafe

Cafe
Pengunjung