Rabu, 03 Oktober 2007
GERAM 2007: Tajdidu An-Nafsi
1.Pembukaan

Ramadhan nih! Di kelas puteri terlihat segelintir orang yang sedang rapat. Di lapang pingpong ada yang ngecat dekor. Di asrama ada yang sibuk menghitung uang. Di aula suara kursi-kursi memecah kesunyian siang. Yah, tak banyak waktu tersisa untuk pembukaan Gema Ramadhan (GERAM) malam nanti. Hanya beberapa angka dalam rentetan jam dinding sebelum akhirnya malam benar-benar muncul.

Waktunyapun tiba. Usai tarawih semua orang memasuki mushola puteri. Apatarur pondok juga terlihat antusias. Hanya beberapa menit lagi.

Akhirnya acarapun dimulai. Walau bising dan kata-kata masih menyertai sambutan panitia dan pondok. Tapi semuanya bergulir, di tengah kepengapan.


Aparatur Pondok beserta santri di acara pembukaan Geram. Pengap nih!

Sampai akhirnya, sebelum acara ditutup, ada yang namanya refleksi Gema Ramadhan, meski orang-orang lebih suka menyebutnya hiburan. Sebelum acara itu, panitia menjelaskan dulu sekilas tentang apa yang akan dilihat, karena refleksi ini akan benar-benar ekstrim. Semua terdiam. Musik dinyalakan, lampu mati, dan tiga orang berjaket maju berjoged mengikuti aliran lagu Let’s Dance. Spontan orang-orang berteriak, walau ada yang terlihat tak nyaman.

Beberapa waktu menyaksikan ketiga orang yang semakin menggila ini, datang panitia lain yang menampari mereka dan mengatainya ini-itu. Tapi suasana tetap ceria. Orang itupun menyuruh mereka berubah di bulan Ramadhan ini, dengan memberikan inspirasi lewat film Dan Gue Muslim. Semua orang kini asyik menonton film yang disutradarai oleh Fatriatis Nasilee, salah satu personil angkatan 26, dan dibintangi oleh personil 26 sendiri. Seringkali tawa terpecah.


Refleksi Gema Ramadhan, atau gila-gilaan kali. He..

Acarapun selesai. syukurlah Pondok menyatakan dirinya terkesan dengan pembukaan ini. Kamipun tersenyum lega, fuih.

2.Khutbatul Lughah

Usai sholat subuh adalah waktu yang diberikan pondok kepada IRM secara cuma-cuma untuk kegiatan GERAM yang bertema Tajdidu An-Nafsi ini. Meski kantuk menyerang banyak orang sangat dahsyat, tapi semangat juang IRM nampaknya tak kalah besar. Lembaga Penertiban Disiplin Santri (LPDS) dan staf lainnya sudah siap menggiringi sholat subuh ke asrama adik-adik kelas.

Khutbatul Lughah adalah acara yang digulirkan setiap waktu kantuk menyerang itu. Setiap hari ba’da subuh. Formatnya acara ini dipimpim seorang MC berbahasa Arab atau Inggris dan diisi oleh ngaji Al-quran bersama dan dakwah 2 Bahasa: Arab Inggris. Berbeda dengan khutbah di mesjid Aliyah yang tak hanya mengandalkan 2 bahasa internasional itu, di Aliyah bahkan khutbahnya dengan 4 bahasa: Arab, Inggris, Sunda, dan Jawa! Meski nampaknya lebih terlihat sebagai lawak di pagi hari. Entahlah.

3.Laskar Ramadhan

Usai Khutbatul Lughah orang-orang masih harus menyimpan kantuknya karena masih harus berjuang dalam laskar Ramadhan. Format acara ini intinya adalah baca Al-quran perkelompok, meski satu dua acara lain juga turut serta: Quiz asah otak Ramadhan, Iyel-iyel, dan lainnya. Nama Laskar Ramadhan sendiri baru lahir tahun ini, dicetuskan oleh Abdullah Azzam yang kebetulan sedang duduk di kelas 5.


Laskar Ramadhan, Berjuang untuk Ramadhan!

4.Ghazwatul Fikr

Ghazwatul Fikr atau perang pemikiran adalah lomba debat yang berlangsung usai khutbatul lughah. Berbeda dengan sebelumnya, acara ini hanya diikuti oleh segelintir orang yang terseleksi lewat Mind Gladiator yang diadakan sebelumnya. Peserta Ghazwatul Fikr ini ada 8 kelompok: 4 kelompok putera dan 4 kelompok puteri. Untuk hasilnya, juara satu dimenangkan oleh Iqbal Abdul Qadir Cs. dan juara dua dimenangkan oleh Fariha Cs.


Nih jawara Ghazwatul Fikr. Sst.. lagi mikir!

5.Kultum Ba’da Subuh, Dzuhur, Ashar, dan Isya

Di DA sekarang lahir komunitas baru. I’m Community, begitulah kira-kira disebutnya. Sejauh ini komunitas tersebut masih merekrut calon anggotanya. Perekrutan calon anggota ini tergolong cukup selektif; ada 3 sesi yang harus dilalui para kandidat anggotanya: tes tulis yang terdiri dari 2 sesi, wawancara, dan kultum ba’da subuh, dzuhur, ashar dan isya di mesjid aliyah. Serigkali acara kultum ini cukup lincah untuk mengocok perut banyak santri Aliyah, karena santri Tsanawiyah berbicara begitu polos.

6.Studium General Bersama Kang Maulana M. Syuhada

Siang hari IRM kembali sibuk menata kursi di Aula; sore ini ada studium general. KMBpun diliburkan.

Hari Rabu, 19 September 2007, saat mentari menyelesaikan seperempat perja.lanannya, kami menyambut Kang Maulana M. Syuhada yang juga alumni DA waktu Tsanawiyah. Sekarang beliau sekolah di Inggris, setelah sebelumnya pernah juga menyelesaikan pendidikannya di Jerman dan ITB. Tepatnya satu angkatan dengan Kang Irfan Amalee. Setelah lulus Tsanawiyah, Kang Maulana melanjutkan cerita belajarnya ke SMA 3 Bandung.

Kang Maulana ini adalah penulis buku 40 Days in Europe, tentang sekelompok pemusik angklung yang berhasil konser di negara-negara Eropa. Dan kebetulan beliaulah yang mendirikan kelompok musik ini.

Di acara ini, Kang Maulana memperlihatkan dokumentasi perjalanan kelompok angklung ini dari Indonesia sampai ke Eropa. Orang-orang antusias.

Dalam sesi tanya jawab, ada yang bertanya tentang kesulitan apa yang dialaminya dalam perjalanan tersebut. Ternyata perjalanan ke Eropa itu tidak mudah. Salah satu sponsornya mengundurkan diri sehingga kelompok ini kekurangan 360 juta. Tapi beliau bilang, ”yang penting ikhtiar”. Dengan ikhtiarnya itu, sampai juga angklunger-angklunger ini ke Eropa.

Di akhir acara, buku Kang Maulana, 40 Days in Europe yang tertata di luar aula habis diserbu santri yang –mungkin ngefans dan berdesakan meminta tanda tangannya.


Kang Maulana lagi bercerita, siapa pengen ikut ke Eropa?

7.Talkshow ”Perdamaian di Dunia Mulai dari Diri Kita” Bersama Kang Irfan Amalee dan Eric Lincoln

Seminggu setelah Kang Maulana M. Syuhada menampilkan dokumentasinya di Eropa, tepatnya tanggal 26 September 2007, kini datang Kang Irfan Amalee dan Eric Lincoln (100% asli Amerika). Mereka berdua datang untuk acara Talk Show bertema ”Perdamaian di Dunia Mulai dari Diri Kita” yang pada dasarnya adalah bedah buku dari buku Peace Generation karang mereka berdua.

Sebelum acara orang-orang begitu antusias mengerumuni Eric Lincoln, mungkin untuk melihat bule lebih dekat. Kebetulan santri kelas 1 ada yang sejak SD tinggal di Australi, jadi setidaknya mereka bisa mendengar obrolan orang luar langsung. Walau Eric Lincoln juga bisa Bahasa Indonesia.

Acarapun dimulai. Kang Eric mulai berbicara, dan orang-orang terdiam. Ia menceritakan bagaimana buku Peace Generation ini bisa terkarang, mulai dari pengalaman anaknya yang pertama kali memberikan inspirasi, sampai pada pertemuannya bersama Kang Irfan Amalee. Penonton antusias, kadang juga tertawa.

Acara ini juga diisi oleh nyanyi bareng, pemutaran Slides Show, Mars Peace Generation, yang dinyanyikan beberapa orang kelas 4 puteri, dan pemutaran dokumentasi pertunjukan pianis 4 jari dari Korea.

Di akhir acara, panitia berebut foto bareng dengan Kang Eric dan Irfan Amalee.


Foto bareng Kang Eric Lincoln, duh, sesek nih!

8.Refleksi Ramadhan Bareng @ Adi Hidayat: Rame-Rame menjadi santri Taqwa

Belum sampai jarum jam menyelesaikan putaran 360 derajatnya setelah Irfan Amalee dan Eric Lincoln meninggalkan DA, ba’da tarawih semua berkumpul lagi di aula untuk mengikuti acara Refleksi Ramadhan yang bertema ”Rame-rame menjadi santri taqwa” bersama @ Adi Hidayat yang juga lulusan Pondok ini. Meski demikian, aura keceriaan dan semangat masih tetap terasa.

Refleksi ini diawali dengan game. Dua orang disuruh memperhatikan gelas yang berjejer di depannnya kemudian ditutupi matanya. Setelah pandangan keduanya benar-benar gelap, gelas yang ada di depannya dibereskan sehingga tidak ada apa-apa. Lalu satupersatu disuruh berjalan dan meloncat mengikuti aba-aba yang diberikan, agar tidak menjatuhkan gelas yang tadi dilihatnya. Sesudah jauh, panitia disuruh membereskan gelas-gelas itu kembali di belakang mereka, sehingga tampaknya mereka sudah melewati 8 gelas di belakangnya. Salah satu dari mereka terlihat kaget bukan main. Semua tertawa.

Kemudian acara dilanjutkan dengan tayangan anak kecil Iran yang hafal Al-Quran dalam usia 3 tahun. Tepuk tanganpun pecah. Sampai tiba waktunya penyampaian materi dan penutupan.


Refleksi Ramadhan bareng @ Adi Hidayat, rame-rame menjadi santri taqwa yuk..!

9.Tabligh Akbar Bersama Kang Darwis: Tajdidu An-Nafsi

Hanya menunggu sehari setelah @ Adi menyampaikan materinya, besoknya, malam jum’at, 27 September 2007, aula dipenuhi karpet dan di depan terliht sebuah layar besar. Kelihatannya menarik. Ya, kali ini tiba puncak acara besar bagi santri, yaitu Tabligh Akbar.

Sebelum materi dimulai, kami disuruh melakukan pemanasan dulu. Pertamanya ringan, hanya menggeleng-geleng kepala dan meregangkan otot-otot. Tapi tak laa berlalu, kami disuruh melakukan gerakan yang agak ekstrim seperti lari di tempat, memanah, dan memetik bintang. Diiringi lagu Shela on7, semua orang bersemangat dan tertawa.

Tibalah saatnya materi. Kami diperlihatkan dari mana manusia berasal, bagaimana bentuk dan prosesnya. Semua terdiam. Materipun berlanjut, dengan tawa dan antusias.

Di puncak acara, kami disuruh merenung, dengan cerita yang mengalir dari Kang Darwis. Sedikit-sedikit sepi, sedikit sedikit terdengar isakan tangis, sedikit-sedikit, air mata mulai bercucuran, sampai akhirnya semuanya menangis, keras.

Setelah perenungan acarapun selesai. Semua pulang ke asrama masing-masing.


Tabligh Akbar, bareng-bareng memetik bintang yuk!

10.Buka Bersama Anak Panti Asuhan

Besoknya, tanggal 28 September 2007, ketika sore menebar kehangatannya pada dunia, kami bersiap-siap memakai seragam IRM untuk acara buka bersama anak panti asuhan di yayasan Ittihadul Ummat. Kami berangkat pukul setengah lima, dan langsung disambut hangat.

Acara dimulai: pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Quran dan sambutan-sambutan. Disusul dengan menyanyikan lagu Himne Ittihadul Ummat oleh anak-anak di sana.

Waktu bukapun tiba, kami benar-benar berbuka bersama mereka.

Ba’da tarawih, setelah bermacam kegiatan sebelumnya, kini tiba acara puncak. Tapi sebelum penutupan, ada bebrapa acara lagi: games, pendekatan, dan pemberian bingkisan. Semuanya hanyut dalam keceriaan dan haru.

Sampai akhirnya tibalah waktu penutupan. Semua orang bermusafahah. Ada yang ingin menangis, tapi tak nampak air matanya. Entahlah.


Buka bersama anak panti asuhan, siapa mau foto bareng?

11.Penutupan

29 September 2007, semuanya telah selesai. Kini tibalah waktunya acara penutupan.

Tanpa sangkaan, Pimpinan pondok hadir. Tak biasanya, panitiapun terkejut. Sebagian ada yang sibuk mencari orang untuk mengajaknya ngobrol.

Acarapun dimulai. Bergulir. Sampai tibalah acara puncak: pembagian hadiah. Orang-orang bertepuk tangan mengiringi santri-santri yang menang dalam banyak kegiatan ini.


Pembagian hadiah di penutupan Geram


12.Bakti Sosial

Meski penutupan sudah dilaksanakan, tapi masih ada acara lain yang tak kalah hebat: Bakti Sosial (Baksos). Siang itu mentara menyengat kasar. Panitia sudah bersiap di sekitar mobil menanti keberangkatan.kali ini acara Baksos diadakan di Pamengpeuk di daerah Cibalong.

Perjalanan cukup melelahkan. Jalan lika-liku, bebatuan, hutan, sampai puncaknya di sebuah tanjakan tajam. Semua terkejut, ketakutan.

Hanya beberapa menit menjelang buka puasa kami tiba di sana. Orang-orang di sana mulai mengangkuti barang-barang Baksos: Baju layak pakai, beras, kopi, gula, dan minyak goreng. Semuanya terlihat bersemangat.

Waktu bukapun tiba, kami disambut beragam makanan. Wuih.

Malamnya ba’da Tarawih adalah saat penyerahan secara simbolis barang-barang Baksos dari panitia kepada perwakilan masyarakat. Acara ini dimulai dengan sambutan-sambutan, baik dari tokoh masyarakat maupun dari panitia.

Ba’da subuh kami nonton bareng film Denias. Orang-orang nampak begitu antusias.

Akhirnya tiba acara puncak, yaitu pelepasan. Kami berkumpul dahulu di madrasah dan melakukan beberapa acara: foto bareng, kesan pesan, dan penyerahan bingkisan. Sampai tibalah waktu untuk pamit, pulang..


Nonton bareng waktu Baksos, rame!


13.Dan Lain-lain

Masih beberapa acara yang belum ku ceritakan: Audiensi, Fortanlas, Folsilpontri, Musabaqah Eksternal dan internal, Mabit, dan yang lainnya. Tapi ku rasa itu sudah cukup. Sudah dulu ah, pegel nih!
posted by Iiq Pirzada @ 15.59  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
 
About me

Iiq Pirzada adalah seorang
santri Darul Arqam yang
beberapa kali dipanggil ke
kantor kepala sekolah karena
mengadakan kumpul KMR
putera-puteri. Ia juga pernah
dikeluarkan dari kelas saat
mendebat seorang guru.
Beberapa tulisannya pernah
menjuarai lomba, dan yang
paling diingatnya adalah saat
memenangkan juara 1 lomba
tulis artikel Ma'rakat Go Public
se-Garut 2005. Saat itu ia
masih kelas 2 SMP, dan harus
melawan saingannya yang
rata-rata sudah SMA.


Menu
Quote

Tulisan yang bagus itu
bukan tulisan yang kata-
katanya selangit, tapi tulisan
yang bagus itu adalah
tulisan yang selesai

Fahd Djibran
President Prophetic Freedom


Sekilas Info

DA lagi libur sampe tanggal
13 Januari, Insya Allah
smester 2 akan banyak acara IRM


Contact Us

iqbal_iiq26@yahoo.com

Tulisan Lain
Archives
Links
Cafe

Cafe
Pengunjung